Ratusan Hektar Sawah Warga Gagal Panen
Kamis, 16/04/2009 | Infojambi.com
MUAROTEBO – Hujan deras beberapa hari belakang ini, tidak hanya menghancurkan rumah pemukiman warga dan sarana pendidikan. Ratusan hektar sawah yang tersebar di Kecamatan Sumay, yang ada di delapan desa masing Desa Jati Belarik, Teluk Langkap, Tambun Arang, Punti Kalo, Lebak Bungur, Teluk Singkawang, Teriti dan Dusun Tuo Sumay, rusak akibat terendam banjir kiriman akibat air hujan yang volumenya sangat tinggi.
Hujan yang terus-menerus melanda dan mengakibatkan banjir ini, merusak padi yang telah berumur tiga bulan, bahkan sebagian padi tinggal menunggu untuk dipanen. Akibatnya, petani banyak yang mengeluh dan dipastikan kali ini mengalami gagal panen.
Petani asal Desa Teluk Langkap Kecamatan Sumay, Siti Fatimah mengatakan ratusan hektar tanaman padi milik petani ini baru berumur 3 bulan sekitar 2 bulan lagi akan berbuah. Namun akibat air dari sungai Batanghari naik, sawah miliknya seluas hampir satu hektar sudah tergenang air. "Saya pasrah saja, dipastikan padi yang telah susah payah kita tanam akan mati dan pasti gagal panen,” katanya lirih.
Kata Siti Fatimah, petani tidak menyangka kalau banjir akan sebesar sekarang ini. Apalagi usia panen padi yang ditanam, akan memasuki tahap berbuah. “Kita dipastikan akan mengalami kerugian besar dari banjir ini, jelas sawah yang kita tanami seratus persen gagal panen,” keluhnya.
Lanjut Fatimah, semenjak bencana banjir ini beberapa hari yang lalu belum ada satupun aparat pemerintah yang turun untuk melihat mereka apalagi memberikan bantuan, mereka terkesan diam tanpa memperdulikan kerugian yang telah dialaminya dan warga lainnya. “Jangankan memberikan solusi, mengunjungi kita saja Bupati tidak akan mau,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan petani Desa Teluk Singkawan Ali, dirinya juga mengalami hal yang sama. Bahkan dirinya dan petani lain sudah memasuki masa panen. “Padi kita sudah menguning, bahkan dua minggu ini sudah akan dipanen. Eh, tidak tahunya musibah banjir datang. Ya kita pasrah sajalah, dengan memanen yang bisa diselamatkan,” kata Ali lusuh.
Sementara kata Ali, pemerintah dalam hal ini Bupati tidak pernah ada perhatian terhadap petani di Kecamatan Sumay. “Meski kita mengalami musibah seperti saat sekarang, mana mungkin Bupati mau melihat keadaan kita. Apalagi ditempat kita bukan basic suara Bupati,”ungkap Ali.
Hal senada juga diungkapkan A Roni Ketua Kelompok Tani Sadar Diri. Ia sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini Bupati. “Jelas-jelas telah lewat desa sini, eh malah tidak singgah. Inikan nampak kalau Bupati pilih kasih, padahal musibah bukan hanya di Tebo Ulu tapi yang lebih menyakitkan selain rumah kita terkena banjir, sawah kita juga terendam dan terancam gagal panen total,” jelas Bupati.
Untuk itu, A Roni, sangat mengharapkan ada kepedulian dari pemerintah dalam memberikan keringan bagi petani yang terkena musibah. “Sebagai kepala daerah seharusnya Bupati berlaku adil, tanpa harus melihat masa lalu,” harapnya.
Sementara Ketua Kelompok Tani Karya Maju Kampung Baru Teriti, Raden Hasan, mengatakan secara keseluruhan petani akan mengalami gagal panen. “Hanya tiga desa yang bisa panen, itu mungkin hanya 30 persen sedangkan 70 persen lainnya akan gagal panen,” ungkap Raden.
Kata Raden, dirinya atas nama masyarakat Kecamatan Sumay sangat mengharapkan kepada pemerintah dalam hal ini Bupati Tebo untuk memberikan perhatian kepada masyarakat yang terkena musibah. “Tentunya kita tidak menginginkan ini terjadi, namun bentuk kepedulian dari pemerintah sangat kita harapkan,”tandasnya. (infojambi.com/SUK)
0 komentar:
Posting Komentar