Jumat, 06/02/2009 Info Jambi |
|
KOTA BUNGO– Universitas Muara Bungo (UMB) akan memiliki dana abadi, sebagai salah satu sumber pendanaan untuk kegiatan di UMB. Dana abadi untuk UMB ini akan diambil dari perkebunan sawit.
Hal ini diungkapkan Bupati Bungo, Zulfikar Achmad selaku Ketua Dewan Pembina UMB saat memberi pengarahan kepada segenap pimpinan yayasan dan pimpinan UMB dalam rapat di Wisma Ali Sudin, Muara Bungo, Kamis (5/2) malam kemarin.
Dalam rapat itu Zulfikar menyatakan tekadnya menjadikan UMB sebagai Universitas yang dapat mencerdaskan rakyat Kabupaten Bungo. ’’Sekalipun 3.000 mahasiswa baru mendaftar pada tahun 2009, UMB wajib menerimanya dengan baik,’’kata Zulfikar.
Tahun 2008, sebagai tahun perdana menerima mahasiswa baru UMB sudah menerima 1.250 mahasiswa baru dan ditambah mahasiswa STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian) yang dilebur menjadi mahasiswa UMB. Sebelumnya, seluruh aset fisik dan kampus di atas tanah empat hektar milik pribadi H. Zulfikar Achmad sebagai pemilik Yayasan Achmad Mas’ud dihibahkan kepada UMB.
Terkait masalah dana pembangunan dan operasional kampus yang sudah memiliki sekitar 2.000 mahasiswa itu, Zulfikar punya trik khusus. Menurutnya, UMB punya visi dan missi mencerdaskan rakyat Kabupaten Bungo juga harus menjadi tanggung jawab rakyat Kabupaten Bungo.
Diantara usaha yang akan dijalankan kata Zulfikar menjadikan perkebunan sawit sebagai sumber dana abadi milik UMB. Setiap izin perkebunan yang dikeluarkan nantinya dikaitkan dengan upaya mencari dana abadi UMB.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Yayasan UMB H. Usman Hasan itu juga dibicarakan berbagai program ke depan seperti penerimaan mahasiswa baru, pembangunan kampus, sumber pendanaan dan pengangkatan dosen.
Rapat juga dihadiri Wakil Bupati Bungo H. Sudirman Zaini, Rektor UMB serta seluruh Pembantu Rektor, Dekan dan para dosen. (infojambi.com/09) Sumber: www.infojambi.com |
Jumat,6 Februari 2009 Jambi-Independent
Rio Harus Jalani Tes |
|
MUARABUNGO - Untuk memenuhi kriteria dan syarat sebagai rio, pemangku adat sekaligus pejabat pemerintah, Bupati Bungo Zulfikar Achmad akan memanggil para rio yang ada di setiap dusun. Demikian disampaikan Zulfikar di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang kemarin (5/2).
Seorang rio, katanya, tidak hanya terlepas dari kemampuannya dalam memegang pemerintahan dusun, tetapi juga mempunyai tugas dalam mengangkat adat yang berpegang pada aturan adat yang berlaku. “Rio mempunyai tugas ganda, tugas sebagai pemangku adat dan sebagai perangkat pemerintahan,” ujar Zulfikar.
Untuk itu rio harus memenuhi syarat dan kriteria yang berlaku dan tidak sembaranganan; mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi dalam meningkatkan pembangunan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat. Rio juga harus mempunyai jiwa yang mampu mengayomi sekaligus memiliki teladan bagi masyarakatnya.
“Dahulu sebelum rio diubah menjadi kepala desa, keberadaannya merupakan posisi yang ditempati sosok yang sangat disegani; dihormati dan diteladani masyarakat. Rio sangat berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di tengah-tengah masyarakat,” beber Bupati.
Dengan demikian, pengukuhan rio yang kembali dilaksanakan di Bungo diharapkan mampu menghidupkan kembali kondisi yang lama hilang. Dengan dikembalikannya rio di tengah masyarakat, akan mampu memberikan perbaikan pola kehidupan masyarakat. “Bahkan segala bentuk ketentuan dalam pelaksanaan rio pun sudah diatur dalam perda,” tukasnya.
Dengan demikian, kata Bupati, perubahan kepala desa menjadi rio memberikan nilai baik. Untuk mendukung terlaksananya program itu, Bupati berharap adanya kerja sama camat dengan pemerintah daerah untuk melaporkan setiap rio yang akan dipilih agar terlebih dulu diikutkan dalam tes.(rb).
Sumber : Jambi Independent
Selasa, 03/02/2009 Jambi Independent Ada Indikasi Aliran Satrio Piningit di Bungo |
|
Depag Sudah Terima Laporan dari Masyarakat
BUNGO - Aliran Satrio Piningit yang bermarkas di Jalan Kebagusan II No 37, RT 10, RW 06, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, diduga menyebar ke Jambi. Ada indikasi aliran yang dipimpin Agus Imam Solihin atau Agus Noto Sekarnoputro itu sudah punya pengikut dan berkembang di Dusun Rantau Ikil, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo.
Keberadaan ajaran yang dianggap sesat itu meresahkan warga. Kantor Depag Bungo telah menerima laporan dari warga soal keberadaan aliran tersebut. “Kami mendapatkan laporan tertulis dan kini masih diselidiki kebenarannya,” ungkap Kabag Tata Usaha Depag Bungo Abdul Rahman kemarin (2/2).
Soal apakah aliran itu sesat atau tidak, menurut Rahman, Depag belum menentukan sikap. Alasannya, belum ada keputusan baik dari Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait hal itu. Namun Depag tengah mempersiapkan penyelidikan soal kebenaran informasi tersebut. “Cukup berat persoalan ini. Nanti akan kami informasikan lebih lanjut,” janjinya.
Untuk diketahui, terbongkarnya aliran Satrio Piningit bermula saat warga sekitar markas aliran tersebut terganggu karena sering mendengar nyanyian. Selanjutnya warga melaporkan keluhannya pada ketua RT setempat. Akhirnya warga melapor ke polisi. Polisi pun bergerak mengamankan beberapa orang untuk dimintai keterangan. Diketahui, setiap anggota yang masuk dalam komunitas itu didoktrin dengan cara bersenggama secara terbuka di depan pemimpin mereka. Aliran Satrio Piningit itu dinilai sesat. Ajarannya nyeleneh dan menyimpang. Ciri-cirinya mengaburkan ajaran yang sudah mapan, membelokkan, memberi alternatif lain dari ajaran yang telah mapan, lalu melarang peribadatan sesuai ajaran yang dianut sebelumnya, meracik dari berbagai ajaran untuk disatukan, dan menutup diri dari dunia luar. Ciri lainnya, ada pelecehan sosial, tokoh utamanya memosisikan diri sebagai wakil Tuhan, wakil malaikat, mengaku mendapatkan wahyu, dapat ajaran dari langit, dan atau modus lainnya. Biasanya pemimpinnya menggunakan ilmu jin, ilmu magis, hipnotis, dan gendam.
Sementara itu, Kepala KUA Kecamatan Jujuhan Hafiz kaget saat diberitahu adanya laporan masyarakat terkait aliran Satrio Peningit di daerahnya. Hafiz mengatakan, dia belum mendapat laporan dari masyarakat. Namun jika informasi itu ada, KUA Kecamatan akan segera melakukan penyelidikan ke Dusun Rantau Ikil.
Camat Jujuhan Hamrizal juga baru tahu informasi itu. Dia pernah berbincang-bincang bersama rio Rantau Ikil dan istrinya, tapi tidak pernah membicarakan soal aliran itu. “Jadi saya baru tahu. Belum dapat informasi dari aparat dusun. Nanti kita akan berkoordinasi dengan rio soal kebenaran informasi itu,” katanya.
Menurut keterangan seorang warga yang enggan namanya disebut, aliran Satrio Piningit itu merupakan kelompok Habib Agil dari Bogor. Dia membawa aliran itu dari Kota Jambi dan menetap lama di Rantau Ikil. Salah seorang keluarganya sejak lima tahun lalu mengikuti aliran itu. “Menurut saudara saya itu, aliran ini sedang menunggu semacam Ratu Adil akan turun ke bumi demi menyelamatkan umat manusia. Itulah makanya warga agak curiga, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tetapi ini berbeda dengan di Jawa, mereka tetap melaksanakan salat seperti biasanya,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Bakor Pakem Provinsi Jambi Andi M Iqbal Arif mengaku belum mendapat laporan informasi itu. “Saya belum mendapatkan laporan tentang itu,” katanya tadi malam. Menurut Asisten Intelijen (Asintel) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi itu, kabar tersebut masih simpang siur dan belum ada kejelasan pasti.
Lalu bagaimana jika informasi mengenai aliran yang telah berkembang di Bungo benar? Dia menegaskan, pihaknya akan menindaklanjuti aliran tersebut. “Kita akan meneliti kebenarannya,” ujarnya. Andi menegaskan, pelarangan juga akan dilakukan jika terbukti melanggar.(lyn/ado/rb)
Sumber: Jambi-Independent
2 komentar:
Rangkuman beritanya lumayan up to date lah...
Beritanya tolong donk di-up date tiap hari
Trims
Posting Komentar