Bensin Eceran di Tebo Tembus Rp. 10.000 per Liter
Friday, 18 June 2010
MUARATEBO – Kelangkaan BBM jenis bensin di Kabupaten Tebo berujung pada kenaikan harga di pedagang eceran. Tak tanggung-tanggung harga per liternya dipatok hingga angka Rp10 ribu.
Meski demikian, para pengendara tetap menyerbu kios-kios bensin dipinggir jalan. Pasalnya, untuk membeli di SPBU harus antri cukup lama. Bahkan, tak jarang ketika tiba giliran mengisi stok BBM yang tersedia habis.
Pantauan InfoJambi.com, Jum’at (18/6), di SPBU Rimbo Bujang tidak beroperasi dan terpajang papan bertuliskan “Premium Habis”. Ketika mobil tangki pembawa minyak datang dari Jambi di siang atau sore hari datang. Para pembeli yang membawa galon atau mobil-mobil yang diduga hanya untuk mengangukut minyak dengan cara bolak-balik mengisi minyak sudah mengantri terlebih dahulu. Dalam waktu beberapa jam premium sudah ludes, sehingga pengendara umum tidak kebagian.
Seorang pembeli bensin eceran Warlan mengatakan, terpaksa membeli bensin dari pedagang eceran karena motornya sudah kehabisan bahan bakar. Karena di SPBU premium habis dan lebih memilih melayani pembeli dengan menggunakan galon.
"sudah sering kali kayak gitu mas, kami masyarakat pembeli ini yang dirugikan, mereka kok malah melayani pembeli yang mengunakan galon atau mobil-mobil buruk yang sengaja dipakai hanya untuk penyulingan minyak," ujar Warlan kesal.
Ditambahkan Warlan, harga yang ditawarkan oleh pegadang eceran cukup mencekik konsumen. Kalau di SPBU hanya Rp5.000, di eceran bisa mencapai Rp.10.000 per liternya.
Kepala SPBU Tebing Tinggi, Tebo, Yadi, mengatakan, kelangkaan BBM yang terjadi di Tebo saat ini disebabkan pasokan per hari tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Pasokan premium hanya 16 ton, sedangkan kebutuhan 19 ton. Solar 16 ton, kebutuhannya 23 ton,” ujar Yadi kepada InfoJambi.com, Jum’at (18/6).
Menurut Yadi, pihak SPBU mengalami kesulitan untuk membatasi pembeli yang menggunakan galon untuk dijual eceran. Padahal, imbauan sudah sering dilakukan, mulai dari pembatasan jumlah pembelian per galon dan pembelian dalam jumlah banyak.
Yadi pun mencurigai ada oknum yang menimbun BBM. Jadi, saat BBM langka, baru timbunannya dikeluarkan dan dijual dengan harga di atas angin. (infojambi.com/SUK)
Sumber: www.infojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar